Zaman sekarang HP bukanlah barang baru lagi, setiap orang bisa dipastikan memilikinya. Dari boss executive sampai dengan pemulung pun memanfaatkan kecanggihannya. Namun, sudahkah kita sebagai seorang Muslim tahu apa saja adab yang hendaknya kita perhatikan ketika menggunakan HP ini? Simak penjelasan Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd ketika mengomentari maraknya penggunaan HP yang sudah menyebar kemana-mana ini.
Alhamdulillah, shalawat dan salam kepada Rasul Allah, Nabi kita Muhammad, para keluarga, sahabat dan orang-orang yang mencintainya.
Sesungguhnya telepon dengan segala fasilitasnya memiliki peran penting dan memberikan jasa yang besar, serta meringankan berbagai pekerjaan, meningkatkan efisiensi dalam waktu, biaya maupun transportasi.
Para ulama telah membicarakan perihal telepon beserta adab-adabnya, serta apa-apa patut dijaga berkaitan dengannya. Di antaranya, adalah Syaikh Dr. Bakr Abu Zaid hafidhahullah. Beliau telah menyusun satu kitab yang bermutu yang berjudul “Adabul Hatif” (Adab Bertelepon), seperti kata syair :
“Dia dengan kepeloporannya,
berhak atas kemuliaan
Berhak pula atas sanjungan dan pujian..”
Tulisan dalam artikel ini secara khusus membahas tentang adab-adab yang berkaitan dengan telepon seluler (Handphone). Permasalahan yang dibahas tentang telepon seluler sebagaian sama dengan telepon biasa, hanya saja telepon seluler meiliki kekhususan yang tidak terdapat pada telepon biasa.
Di antara perbedaannya adalah bahwa HP biasanya dipegang oleh satu orang tertentu, sedangkan telepon umumnya dipasang di tempat umum seperti kantor atau rumah, dan dipergunakan oleh banyak orang. HP juga memiliki fasilitas-fasilitas yang tidak dimiliki oleh telepon biasa (seperti SMS, Games, Kamera digital, dll).
Tidak diragukan lagi, bahwa HP merupakan karunia besar sehingga manusia bisa memenuhi kebutuhannya dengan lebih cepat dan lebih mudah. Tetapi ada beberapa masalah yang menyebabkan hilangnya sifat syukur atas nikmat yang besar ini. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dan dijaga agar manfaat yang diharapkan dapat benar-benar dirasakan serta tidak menjadi penyebab kemudaharatan bagi pemiliknya.
Di antara hal-hal yang harus dijaga dan diperhatikan berkenaan dengan HP ini adalah :
Sederhana dalam percakapan
Percakapan yang dilakukan hendaknya sederhana agar tidak menimbulkan kerugian biaya yang diluar kebutuhan dan supaya orang yang diajak bicara tidak merasa terganggu dengan panjangnya percakapan.
Karena itu, selayaknya bagi orang yang dihubungi (lewat telepon) untuk menghemat percakapan, tidak berpnjang-panjang dalam berbasa-basi atau bertanya. Tidak melakukan banyak panggilan tanpa ada kebutuhan, dan tidak berlebihan dalam berbicara, karena terkadang ada orang yang suka memperpanjang percakapan telepon hingga berjam-jam.
Berkata Syaikh Bakr bin Abu Zaid, “Perhatikanlah dalam berbicara, sehingga mahalnya biaya (telepon) tidak membuatmu susah, mengingat banyaknya orang yang disusahkan (karena biaya telepon), ada juga orang yang sejak bangun tidur menyibukkan dirinya dengan menelepon orang dari rumah ke rumah, atau dari kantor ke kantor mencari kesenangan belaka atau ingin mencandai orang lain. Terhadap orang-orang semacam ini kita hanya patut berdoa dan menasehatinya agar dia menghentikan perbuatannya yang berlebihan itu” (Adabul Hatif, 32-33).
Menghindari dari menyakiti orang yang ditelepon, seperti menelepon orang dan mengujinya dengan pertanyaan “Apa kau kenal aku?” dan jika dijawab “Tidak”, maka si penelepon mencela atau memarahinya karena orang itu tidak ingat atau tidak menyimpan nomornya. Padahal orang yang ditelepon itu terkadang lebih tua darinya. Bisa jadi dia tidak biasa menyimpa nomor telepon atau karena fasilitas penyimpanan di HPnya penuh sehingga tidak mungkin ditambah.
Maka yang lebih baik adalah si penelepon memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, jika ia ingin dikenali oleh orang yang dia telepon. Telah disebutkan dalam Shahihhain (Kitab Shahih Bukhari dan Muslim) dari Jabir bin Abdillah ra. Dia berkata “Aku datang kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, kemudian aku memanggil beliau” Nabi bertanya “Siapa ini?” aku menjawab “Ini Aku” lalu beliau keluar sambil berkata: “Aku!, Aku!” (menunjukkan beliau tidak suka atas jawaban tersebut-pent) (Hadits Riwayat Bukhari No.6250 dan Muslim 2155)
Menjaga perasaan orang yang ditelepon dan tidak menimbulkan kesusahan baginya, karena terkadang orang tersebut sakit, atau berada di tempat umum seperti di masjid atau saat pemakaman, atau dalam pembicaraan dengan banyak orang sedangkan dia tidak ingin memotong pembicaraan mereka. Jika orang yang ditelepon tidak mengangkat telepon atau mengangkatnya sebentar (kemudian mematikan), maka hendaknya si penelepon memaafkannya dan tidak berburuk sangka padanya.
Demikian pula bagi orang yang ditelepon hendaknya mengabarkan keadaannya atau menjawab dengan cepat pada saat senggang bahwa dia sedang berada di suatu tempat yang tidak memungkinkan untuk dihubungi. Hal ini akan lebih menentramkan hati dan lebih jauh dari prasangka.
Mematikan HP atau menyetelnya dalam posisi tanpa nada dering ketika memasuki masjid.
Hal ini supaya tidak mengganggu orang yang sedang shalat atau mengurangi kekhusyukan mereka. Jika dia lupa mematikan telepon atau menyetelnya dalam posisi tanpa dering, maka hendaknya segera mematikan HPnya jika ada panggilan masuk. Karena, ada sebagian orang yang membiarkan HPnya berdering dan menyuarakan musik-musik yang mengganggu tanpa mematikannya karena takut bergerak dalam shalat. Perlu diketahuii bahwa gerakan ini (untuk mematikan HP) termasuk gerakan demi kemaslahatan shalat, bahkan untuk kemaslahatan orang-orang lain yang sedang shalat.
Jika ada orang lain yang lupa mematikan HPnya maka hendaknya kita bersikap lembut kepadanya, dan tidak bersikap keras dalam mengingkarinya, atau melihatnya dengan pandangan benci. Terlebih lagi jika orang tersebut mudah tersinggung, atau mudah marah, karena barangkali dia hanya terlupa sehingga tidak layak disakiti.
Dalam hal ini ada teladan yang baik dari Rasullullah shallallaahu 'alaihi wasallam ketika beliau bersikap lembut terhadap seorang Arab Badui yang kencing di masjid, kemudian beliau memerintahkan untuk menuangkan segayung air di tempat dia kencing. Dalam Shahih Buhari no 2201 dari Abu Hurairah berkata “Seorang Badui berdiri kemudian kencing di masjid, maka orang-orang segera memeganginya, kemudian Nabi bersabda pada mereka “Biarkan dia, dan tuangkan segayung air diatas kencingnya, karena kalian diutus untuk memudahkan bukan untuk menyulitkan”
Mengurangi pemakaian dering musik, karena didalamnya terdapat larangan (keharaman), dan celaan terhadap akal orang yang menggunakannya, dan mengganggu orang lain. Terlebih lagi bila digunakan di masjid atau forum umum.
Menggunaakan HP di majelis-mejelis ilmu atau di majelis-majelis besar pada umumnya, karena penggunaanya bisa mengurangi wibawa majelis dan mengurangi manfaat terhadap penuntut ilmu, meyakityi perasaan orang yang sedang menyampaikan pelajaran dan menimbulkan celaan bagi orang yang menggunakan HP itu di majlis. Hendaknya seseorang tidak menelepon atau menerima telepon jika dia berada di suatu majlis yang dipimpin oleh seorang yang mulia, atau majlis yang diisi oleh pembicara tunggal, atau bila dalam majlis itu terdapat orang yang lebih tua usianya, karena menelepon atau menerima telepon akan memutus pembicaraan dan mengganggu orang yang hadir, dan merusak adab bermajlis dan berbicara.
Seperti kata Abu Tamam :
“Siapa saja yang engkau membuatnya marah
Atau engkau membodohinya,
maka orang yang sabar akan tidak akan membalasnya
Engkau melihatnnya memperhatikan pembicaraan dengan telinganya
Dan dengan hatinya agar dia memahaminya..”
Menerima telepon bisa dibenarkan bila dalam kondisi darurat atau dikhawatirkan akan hilang kesempatan, tapi hendaknya tidak memperpanjang percakapan. Demikian pula bagi orang yang dituakan atau pemimpin majlis bisa saja menelepon atau menerima telepon, atau dalam forum biasa bersama teman-temannya, maka tidak mengapa menerima atau menelepon. Yang lebih baik bagi orang tersebut adalah meminta izin dan keluar dari majlis tersebut
Merekam pembicaraan, atau meletakkan HP di dekat pengeras suara di hadapan orang banyak tanpa sepengetahuan orang lain.
Terkadang seseorang menelepon temanya lalu merekam pembicaraan atau meletakkannya di dekat pengeras suara dan disekitarnya ada orang lain yang mendengarkan pembicaraan. Perbuatan semacam ini tidak layak dilakukan oleh orang yang berakal sehat terutama jika percakapan tersebut bersifat khusus atau rahasia, maka hal ini menjadi bagian dari sifat khianat atau bagian dari sifat namimah (menyebar aib orang lain). Terlebih lagi jika orang yang direkam pembicaraannya tadi adalah soerang yang berilmu kemudian direkam pembicaraannya tanpa izinnya kemudian disebarkan atau ditampilkan di internet, atau ditulis dengan diberi tambahan atau dikurangi sana sini.
Berkata Syaikh Allamah Bakr Abu Zaid hafidhahullah “Tidak boleh bagi seorang muslim yang menjaga amanah dan membenci sifat khianat untuk merekam pembicaraan tanpa izin atau tanpa sepengetahuan orang yang direkam meskipun pembicaraan itu berupa masalah agama, atau duniawi seperti fatwa, kajian ilmiah, atau kajian ekonomi dan lain-lain” (Adabul Hatif, 28).
Beliau juga berkata:”Jika engkau merekam pembicaraannya tanpa izin atau tanpa sepengetahuannya maka hal ini adalah makar, muslihat dan khianat terhadap amanah, dan jika engkau sebarkan pembicaraan itu kepada orang lain maka kesalahannya bertambah besar, terlebih lagi jika engkau rubah isi pembicaraan dengan mengurangi, menambahi, mengakhirkan atau mendahulukan, maka engkau telah melakukan pengkhianatan yang berlipat-lipat dan engkau terjatuh dalam kesalahan besar yang tidak dapat ditolerir”
Kesimpulannya merekam pembicaraan telepon atau pebicaraan biasa tanpa sepengetahuan orang yang direkam dan tanpa izinnya adalah kesalahan, dan pengkhianatan, dan merusak sifat keadilan. Hal ini tidak akan dilakukan kecuali oleh orang yang lemah agamanya, miskin akhlaq dan etikanya, terlebih lagi jika kesalahannya berlipat ganda seperti telah disebutkan, maka wahai para hamba Allah bertakwalah kepadaNya dan janganlah kalian mengkhianati amanah kalian dan janganlah menimbulkan kesusahan kepada saudara-saudara kalian” (Adabul Hatif, 29-30)
Meletakkan HP di sembarang tempat
Misalnya meletakkannya di tempat teman-teman, atau anak-anak. Karena hal ini bisa menimbulkan gangguan. Bisa saja ada orang lain (teman atau anak-anak) menggunakan HPmu untuk menghubungi orang yang tidak kau sukai, atau HPmu dicuri orang, atau ada yang membaca pesan (SMS) yang engkau tidak suka bila dilihat oleh orang lain. Hal seperti ini bisa menimbulkan kesusahan dan sangat mengganggu.
Mewaspadai penggunaan kamera HP. Beberapa HP memilki fasilitas untuk memotret, yang terkadang bisa digunakan untuk memotret sesuatu yang diharamkan terutama pada acara –acara umum seperti walimah (pesta pernikahan) dan lain-lain. Telah jelas keharaman perbuatan ini, yang akan menyebabkan pelanggaran terhadap sesuatu yang diharamkan, merusak rumah tangga, menyebarkan perbuatan keji di kalangan orang yang beriman. Kesalahannya akan semakin besar jika foto tersebut disebarkan dan dimanipulasi misalnya dengan meletakkan wajah seseorang pada tubuh orang lain dalam keadan telanjang, dan yang sejenisnya.
Maka bagi barangsiapa yang memandang baik perbuatan ini agar mewaspadai akibat dari perbuatannya, juga bagi para wanita agar seantiasa menjaga hijabnya agar tidak terjatuh dalam hal-hal yang tidakdiinginkan.
Menjaga adab ber-SMS
Pada umumnya Hp memiliki fasilitas surat menyurat / pengiriman pesan singkat (SMS), maka selayaknya bagi orang yang sehat akalnya agar menjaga adab dalam hal ini. jika dia ingin mengirim pesan maka hendaknya berisi hal-hal yang baik, seperti mengingatkan atau menggembirakan, menghibur, meneguhkan hati, pesan yang mengandung pelajaran, hikmah, nasehat, teladan, atau yang semacamnya.
Meneliti kebenaran SMS
Jika SMS tersebut berisi informasi, maka hendaknya dia meneliti kebenarannya, karena dia akan menggunakan informasi itu. Hendaknya orang yang menerima informasi itu mengingat bahwa informasi tersebut akan diterima oleh orang banyak, dan akan menyebar kemana-mana, bila berdampak baik maka dia akan dapat manfaatnya, tetapi bila berdampak buruk, maka dia yang menanggung akibatnya. Maka hendaknya dia melihat mana yang patut dia ambil, mana yang layak dia sebarkan. Di antara hal-hal yang patut diwaspadai adalah pesan yang berisi anjuran untuk melakukan suatu amalan, tanpa melihat apakah amal tersebut disyariatkan atau tidak, seperti anjuran untuk berpuasa pada akhir tahun karena bertepatan dengan hari senin, atau mengkhususkan doa tertentu pada waktu tertentu untuk orang tertentu, atau mengharuskan orang yang menerima agar mengirimkannya kepada 10 orang atau lebih, maka hal ini termasuk perbuatan yang tidak pantas dan bisa jadi menjerumuskan pelakunya ke dalam perbuatan bid’ah.
Mewaspadai SMS yang buruk
Pesan singkat yang mengandung kata-kata jelek, gambar yang buruk atau foto-foto porno. Demikian pula ungkapan yang mengandung dua makna yang pada awalnya tampak buruk tetapi setelah diperhatikan lebih seksama akan tampak baik, atau kata-kata yang terputus-putus yang semakin bertambah jika menekan tombol HP. Hal-hal semacam ini menujukkan perilaku dan adab yang buruk. Berkata Imam Al Mawardi “Dan diantara yang termasuk perkataan keji yang wajib dijauhi adalah yang bentuknya bertolak belakang, secara lahiriah tampak buruk meskipun setelah deteliti sebenarnya baik (Adabud Dunya wad Diin, 284)
Demikian pula canda yang berlebihan, atau pengunaan ungkapan seksual terutama kepada wanita, yang sebagian mereka menyukai pujian dan kata-kata rayuan. Perbuatan seperti ini menyelisihi syariat, merusak adab, dan berlawanan dengan sikap syukur tehadap nikmat Allah (berupa HP) ini .
Memastikan kebenaran nomor telepon, supaya pesan yang dikirimkan tidak jatuh ke tangan orang lain. Bisa jadi hal ini akan menyakiti atau meyusahkan orang yang menerima, atau menjadikannya berburuk sangka kepada pengirim, terlebih lagi bila isi pesannya tidak sesuai.
Memperhatikan perasaan dan kondisi orang yang dikirimi SMS
Terkadang isi suatu pesan menyakitkan bagi seseorang, tetapi tidak bagi orang lain, terkadang layak untuk dikirim kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya atau lebih tua, tetapi tidak layak untuk selain mereka. Terkadang cocok untuk seseorang tetapi tidak cocok untuk orang lain. Terkadang layak untuk dikirim pada seorang yang mengerti maksud dan tujuannya, tetapi tidak layak untuk orang yang tidak tahu maksud dan tujuannya atau tidak cocok bagi orang yang peka perasaannya, mudah berburuk sangka, maka perlu menjaga keadaan-keadaan seperti ini. Berapa banyak terjadinya hal-hal yang melampaui batas, dan buruk sangka yang menimbulkan permusuhan.
Melihat HP orang lain dan membaca SMS yng tersimpan tanpa izinnya
Hal ini termasuk membuka tabir, dan sifat kekanakan yang tercela, bahkan termasuk bagian dari sifat khianat, dan membuka pintu buruk sangka. Karena orang yang melihat SMS pada HP orang lain bisa jadi akan membaca pesan yang ia pahami dengan secara salah, atau pesan untuk istrinya dia sangka untuk seorang perempuan lain, atau pesan itu berasal dari orang lain berisi sesuatu yang tidak dia senangi, padahal si pemilik HP tidak tahu menahu. Hal ini semakin memperkuat peringatan yang telah lalu agar menjaga HP dan tidak meletakkannya di sembarang tempat. Hendaknya pemilik HP khawatir bahwa orang lain akan melihat HPnya dan membuka pesan-pesan, sehingga terbuka tabir dan menimbulkan buruk sangka.
Hendaknya orang yang suka mengirim pesan agar berhati-hati, terutama para wanita , bisa jadi HP itu dilihat oleh suami temannya, atau saudaranya sedangkan orang itu sakit hatinya (berniat buruk), sehingga timbullah sesuatu yang tidak diinginkan.
Tidak mengingkari orang yang mengirim SMS yang tidak terpuji.
Hal ini juga sepantasnya tidak dilakukan, maka bagi orang yang dikirimi pesan yang tidak terpuji untuk segera mengingkari pengirimnya dengan lembut, karena hal ini termasuk perkara menegakkan amar makruf nahi munkar, dan di dalamnya terdapat unsur nasehat kepada kebenaran, memperingatkan kesalahan, dan mengajari orang yang bodoh, jika si pengirim itu tidak mengetahui apa yang dia kirim.
Menggunakan HP untuk hubungan antar lawan jenis
Hal ini termasuk dampak negatif yang paling berbahaya dari penggunaan HP. Para ulama terdahulu telah banyak mempringatkan bahaya telepon, dan memperingatkan akan wajibnya berhati-hati dengan tidak menyerahkannya ke tangan orang yang jahil. Kemudian muncullah teknologi HP, maka bahayanya menjadi lebih luas. HP ini berada di tangan orang pandai maupun bodoh, laki maupun perempuan, tua atau muda. Maka wajib bagi orang yang berakal untuk mewaspadai bahaya ini yang akan memudahkan hubungan lawan jenis, dan bagi orang yang bermain-main dengan kehormatan hendaknya meyadari akibat dari perbuatannya, hendaknya dia merasa diawasi oleh Rabbnya, dan merasakan pengawasanNya. Mereka hendaknya merenungkan bagi dirinya sendiri, bahwa kebahagiaan yang sejati tidak akan didapatkan dengan cara yang haram ini. Bahkan cara-cara semacam itu hanya kan menimbulkan kesusahan dan kerusakan bagi dirinya serta menyebabkan terbuangnya harta mereka dengan sia-sia. Juga akan menyebakan kebinasaan di dunia maupun akhirat. Barang siapa meningggalkan sesuatu karena takut pada Allah, maka Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Lezatnya iffah (menjaga diri) itu jauh melebihi lezatnya syahwat dan maksiat.
Banyak menggunakan HP di majlis untuk keperluan yang sia-sia
Terutama pada majlis-majlis ulama besar, sebagian orang tak henti-hentinya mebolak-balik HP, memainkan nada deringnya, dan melakukan permainan yang biasanya ada pada sebagian HP. Ini merupakan perbuatan yang tidak layak bagi orang yang berakal.
Pamer dan Pura-pura
Seperti keadaan orang yang ingin dipandang orang lain, atau ingin menunjukkan kebesarannya, ingin dikenal sebagai orang penting, dengan cara mengesankan kepada orang yang ada di sekitarnya bahwa ada seseorang pembesar atau orang yang memiliki kedudukan sedang menghubunginya. Berkata Syiakh Bakr bin Abu Zaid, tentang seseorang yang cinta pada kebesaran, dan suka dipuji dalam hal yang tidak pernah mereka lakukan “ Telah datang hadits shahih dari Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda “Orang yang merasa puas dengan apa-apa yang tidak ada padanya seperti orang yang memakai pakaian kepalsuan” (HR Bukhari 5219, dan Muslim 2129-2130). Diantara orang yang menelepon ada yang menemapakkan seolah-olah dia melakukan pembicaraan dengan seseorang yang memiliki kedudukan tinggi atau jabatan penting, Dan ingin menunjukkan keistimewaannya dengan menampakkkan bahwa dia sedang dihubungi oleh orang tersebut. Engkau melihat orang pandir ini ingin menipu orang lain seolah dia adalah orang penting, sembari mengucapkan kata-kata atau melakukan gerakan-gerakan yang mendukung tipuannya. Seakan-akan dia ingin berkata “Inilah Aku, maka kenalilah aku!”. Padahal sesungguhnya itu hanya pembicaraan yang bersifat pura-pura. Dan yang penting agar mereka tahu bahwa tipuan itu gampang dikenali orang, dan sedikit orang yang bisa menyembunyikan keadaan yang sesungguhnya. Maka janganlah kalian menempuh jalan mereka (Adabul Hatif, 35-36).
Inilah berapa petunjuk dan peringatan seputar penggunaan HP berikut adab-adab yang seharusnya dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan, semoga shalawat dan salam tercurah kepada nabi kita Muhammad, kepada seluruh keluarga serta sahabatnya.
————————————————
oleh: Muhammad bin Ibrahim Al Hamd - 9-3-1424 H - Az Zulfa 11932 PO Box 420
http://www.toislam.net
Follow My Instagram
Rabu, April 15, 2009
ADAB-ADAB KETIKA MENGGUNAKAN HANDPHONE
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar