Follow My Instagram

Senin, Juni 01, 2009

JANGAN REMEHKAN DOSA KECIL

Berkata Ibnu 'Abbas radhiallaahu 'anhu :
لاَ صَغِيْرَةَ مَعَ اْلإِصْرَارِ ، وَلاَ كَبِيْرَةَ مَعَ اْلاِسْتِغْفَارِ
TIDAK DIPANDANG SEBAGAI DOSA KECIL APABILA DILAKUKAN TERUS-MENERUS ... DAN TIDAK DIPANDANG SEBAGAI DOSA BESAR APABILA SUATU KESALAHAN DIIKUTI DENGAN ISTIGHFAR ... Berhati-hatilah terhadap dosa kecil, karena tanpa kita sadari dapat menumpuk seperti layaknya dosa besar. Apakah penyebabnya? Penyebabnya adalah :

1. Tanpa kita sadari dosa kecil sering kita lakukan secara terus menerus.
Ibnu Abbas mengatakan “ tak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus dan tak ada dosa besar jika diiring istigfar”

2. Seringkali kita meremehkan Dosa kecil.
Seringkali kita menganggap enteng dosa kecil padahal rosulullah pernah bersabda “berhati-hatilah kalian terhadap dosa kecil, sebab jika ia berkumpul dalam diri seseorang akan dapat membinasakannya: (HR ahmad dan Thabrani)

3. Tanpa kita sadari seringkali kita merasa senang dan bangga melakukannya.
Padahal senang dengan dosa lebih berbahaya dari dosa itu sendiri karena akan menimbulkan keinginan untuk terus melakukannya. Dan ini merupakan jenis lain dari dosa yang jauh lebih berbahaya daripada dosa yang dilakukan sebelumnya.

4. Seringkali kita terbuai dengan kemurahan Allah
Beranggapan karena Allah maha pemurah, pengampun dan penyayang maka Allah akan mengampuni dosanya dan selalu menyayanginya hingga dia merasa aman dengan dosa-dosanya tanpa melakukan perubahan.

5. Karena kurangnya rasa malu, seringkali kita tanpa sadar telah membongkar dan menceritakan dosa yang harusnya kita tutupi.
Rosul bersabda “ seluruh umatku akan dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan dalam dosa (al Mujahirun), termasuk terang-terangan dalam dosa adalah seorang hamba yang melakukan dosa dimalam hari lalu Allah menutupinya hingga pagi, namun ia berkata “ Wahai fulan aku tadi malam telah melakukan perbuatan begini dan begini”. (HR Muslim).

6. Jika pelakunya adalah orang alim yang jadi panutan atau dikenal keshalihannya.
Jika dilakukan sengaja meskipun tahu itu dosa, sehingga orang lain menganggap hal tersebut baik dan kemudian mengikutinya. Dia tidak hanya menanggung dosa atas perbuatannya tapi juga kesalahan orang-orang yang mengikutinya.

Marilah kita perbanyak istigfar, mohon ampun kepada Allah Ta'ala. Wallaahu a'lam.

Kisah:

Setelah ular itu menjadi besar dilatih untuk melakukan permainan yang lebih berbahaya, di antaranya membelit tubuh pelatihnya.
Sesudah berhasil melatih ular itu dengan baik, pemain sirkus itu mulai mengadakan pertunjukkan untuk umum. Hari demi hari jumlah penontonnya semakin banyak. Uang yang diterimanya semakin besar.
Suatu hari, permainan segera dimulai. Atraksi demi atraksi silih berganti. Semua penonton tidak putus-putusnya bertepuk tangan menyambut setiap pertunjukkan. Akhirnya, tibalah acara yang mendebarkan, yaitu permainan ular. Pemain sirkus memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya. Seperti biasa, ular itu melakukan apa
yang diperintahkan. Ia mulai melilitkan tubuhnya sedikit demi sedikit pada tubuh tuannya. Makin lama makin keras lilitannya.
Pemain sirkus kesakitan. Oleh karena itu ia lalu memerintahkan agar ular itu melepaskan lilitannya, tetapi ia tidak taat. Sebaliknya ia semakin liar dan lilitannya semakin kuat. Para penonton menjadi panik, ketika jeritan yang sangat memilukan terdengar dari pemain sirkus itu, dan akhirnya ia terkulai mati.

Hikmah:

Kadang dosa terlihat tidak membahayakan.
Kita merasa tidak terganggu dan dapat mengendalikannya.
Bahkan kita merasa bahwa kita sudah terlatih untuk mengatasinya.
Sering kita mengatakan, nanti saja saya taubat.
Tetapi pada kenyataanya,
apabila dosa itu telah mulai melilit dan menguasai hidup kita,
sukar untuk dapat melepaskan diri lagi daripadanya.

JANGAN PERNAH MENUNDA UNTUK BERTAUBAT!

Tinggalkanlah semua dosa,
yang besar maupun yang kecilnya,
seperti yang dilakukan orang yang bertaqwa.
Jadikanlah dirimu
bagaikan orang yang berjalan di tanah yang berduri
dia akan mewaspadai apa yang dilihatnya.
Janganlah sekali-kali kamu meremehkan dosa kecil,
karena sesungguhnya gunung pun berasal dari tumpukan batu kerikil.
Janganlah sekali kali kamu remehkan dosa sekecil apapun
Sesungguhnya dosa kecil pun
lambat laun akan menjadi dosa yang besar.
Sesungguhnya suatu dosa kecil betapapun lamanya,
benar-benar tercatat di sisi Tuhan
Maka kekanglah hawa nafsumu
jangan dibiarkan bebas hingga sulit dikendalikan
tetapi waspadailah dengan sebenar-benarnya.
Sesungguhnya orang yang benar-benar
mencintai Tuhannya, tentulah hawa nafsunya
akan hengkang digantikan oleh tafakkurnya
Mintalah hidayah kepada Tuhanmu
agar hawa nafsumu dipadamkan,
dan cukuplah bagimu Tuhan
yang akan memberikan petunjuk dan pertolongan Nya

Engkau berada di negeri yang penuh dengan cobaan
maka bersiaplah untuk menghadapi cobaanmu.
Anggaplah hidup di dunia ini
sebagai hari puasamu dari nafsu syahwatmu
dan anggaplah saat berbukamu nanti disisi Allah di hari kematianmu.
Tiada kebaikan bagi orang yang tidak merasa diawasi Tuhannya
dan tidak takut kepadaNya karena kelangkaan iman
Jalan-jalan hawa nafsu telah menghijabi ketaqwaan
namun orang yang bertaqwa
akan mudah menghadapinya
karena dia takut kepada pembalasan di hari berpulang
Tidaklah sekali-kali hawa nafsu menyeruku kepada perbuatan keji
melainkan rasa malu dan kemuliaanku mencegahku
Sehingga tanganku tidak pernah diulurkan kpd perbuatan yang keji
dan kakiku pun tdk pernah melangkah kpd perbuatan yg meragukan.


(Dikutip dari Silsilah Amalan Hati 3, Muh.bin Shalih Al Munajjid, IBS, 2005)
Sumber : Millis MyQuran


3 komentar: