Follow My Instagram

Sabtu, November 21, 2009

PENGALAMAN ADALAH GURU TERBAIK



SELURUH PENGALAMAN MENINGGALKAN HIKMAH, ENTAH KITA SEGERA MENGETAHUINYA ATAU TIDAK.
Pengalaman itu pada awalnya tidak dirasakan membawa manfaat riil apapun bagi kehidupan pribadi apalagi karier seseorang. Namun, lima atau sepuluh tahun kemudian, tanpa terasa semua hikmah pengalamannya itu datang pada dirinya.


Pengalaman memang menjadi guru yang sangat baik. Dengan belajar dari pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun orang lain, terbentang titik terang bagi kehidupan saat ini dan mendatang yang harus dijalani. Memang tidak selamanya ketika kita berhadapan dengan suatu masalah, sudah tersedia guidance dari referensi pengalaman yang kita miliki. Namun minimal kalaupun kebijakan kita dalam berpikir dan bertindak belum tersedia, pola pikir dan pola tindak kita sangat diwarnai oleh pemahaman dalam menyikapi pengalaman-pengalaman diri.



Pada dasarnya, kejadian atau peristiwa menyenangkan dan tidak menyenangkan adalah sebagai suatu akibat dari apa yang telah kita usahakan dan perjuangkan sebelumnya. Bila kita mengusahakannya dengan cara yang salah, tanpa perencanaan matang dan pertimbangan cermat, maka kita akan menuai hasil atau kenyataan yang tidak menyenangkan dan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Begitupun sebaliknya, bila kita mengusahakannya dengan cara yang benar, perencanaan matang dan pertimbangan yang cermat, maka kita tinggal menunggu sesuatu yang menyenangkan itu datang pada diri kita.

PENGALAMAN DALAM DUA MAKNA

Pengertian ini didasarkan pada apa yang terkandung dalam kata “pengalaman” itu sendiri. Kata “pengalaman” dapat diartikan sebagai bagian dari kejadian atau peristiwa dalam perjalanan hidup yang terjadi pada waktu yang telah lewat. Yang perlu digarisbawahi adalah apakah pengalaman itu merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang menimpa diri sendiri atau orang lain? Berdasarkan pertanyaan ini, maka ungkapan “Pengalaman adalah guru terbaik” memiliki dua makna jika ditinjau dari segi orang yang tertimpa yaitu berdasarkan pengalaman diri sendiri dan pengalaman orang lain.

a. Pengalaman diri sendiri adalah guru terbaik

Ungkapan “Pengalaman diri sendiri adalah guru terbaik” dapat diartikan sebagai kejadian atau peristiwa yang terjadi pada waktu yang telah lewat yang menimpa diri kita sendiri dan tidak menimpa orang lain, kemudian dari peristiwa atau kejadian itu kita jadikan sebagai pelajaran atau peringatan menuju langkah perjalanan hidup berikutnya.

Dalam memaknai ungkapan ini, sudah jelas bahwa kejadian menyenangkan dan tidak menyenangkan itu memang terjadi pada diri kita sendiri bukan atas kejadian atau peristiwa yang menimpa orang lain dan hanya diri kita yang merasakan dan diri kita sendiri yang menanggung akibatnya.

Mengacu pada ungkapan diatas, kejadian atau peristiwa tidak menyenangkan itu akan menjadi dasar kita untuk mengambil hikmah bahwa kita harus berhati-hati dalam bertindak dan bertutur kata, merencanakan dengan matang sebelum jauh melangkah dan mempertimbangkan kembali secara cermat. Tanpa perencanaan dan pertimbangan dalam menentukan langkah hidup, maka kemungkinan besar kita akan terjerumus pada kehidupan yang tidak menyenangkan dan keterpurukan. Sedangkan atas kejadian atau peristiwa yang menyenangkan, maka kita akan mengambil hikmah untuk selalu dan terus mengikuti langkah-langkah yang kita ambil sebelum kehidupan yang menyenangkan datang menimpa kita.

Dari uraian diatas, dapatla digambarkan bahwa kita belajar memaknai hidup dengan mempelajari dan mengambil hikmah dari kejadian atau peristiwa yang menimpa diri kita sendiri. Bila yang menimpa itu sesuatu yang menyenangkan, maka hal itu tidaklah masalah karena telah sesuai dengan apa yang kita harapkan sebelumnya. Akan tetapi bila yang menimpa diri kita adalah sesuatu yang tidak menyenangkan bahkan menyakitkan, maka hal itu akan selalu tertanam dalam benak kita sepanjang kita belum bisa melepaskannya.

b. Pengalaman orang lain adalah guru terbaik

Dalam menyingkap makna “Pengalaman orang lain adalah guru terbaik” maka pikiran yang ada dalam benak kita adalah kita melihat, mendengar dan berusaha semampu kita untuk merasakan apa yang orang lain rasakan. Sudah jelas bahwa pengertian dari ungkapan “Pengalaman orang lain adalah guru terbaik” yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang telah menimpa orang lain kemudian kita belajar dari pengalaman tersebut sebagai bekal kita dalam mengarungi perjalanan hidup kita sendiri. Dengan kata lain, kejadian atau peristiwa itu sama sekali belum menimpa diri kita dan kita sama sekali belum merasakannya.

Seperti telah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, bila yang menimpa itu adalah sesuatu yang menyenangkan maka hal itu tidak akan menjadikan masalah bagi kita melainkan hanya sebagai motivasi dan pelajaran bagaimana caranya kita dapat menggapai harapan diri kita sendiri dengan belajar dari pengalaman orang lain.

Lain halnya bila yang menimpa itu adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, maka keberuntungan kita yaitu dapat belajar dari pengalaman orang lain sebelum sesuatu yang tidak menyenangkan itu menimpa diri kita. Dengan demikian kita akan selalu hati-hati dan waspada dalam menyikapi dan mengambil langkah kita selanjutnya. Kita akan selalu berusaha untuk melakukan persiapan dan perencanaan yang lebih baik agar terhindar dari rasa sakit dan keterpurukan.

MANA YANG TERBAIK DARI KEDUANYA ?

Bila kita harus memilih ungkapan mana yang sebaiknya kita ambil dalam menentukan prinsip hidup kita? Sepintas pertanyaan ini mungkin mudah, tapi dalam prakteknya mungkin akan tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Poin dari pertanyaan ini sebenarnya akan lebih dominan pada sesuatu yang tidak menyenangkan, karena untuk sesuatu yang menyenangkan kita hanya tinggal belajar dari diri kita sendiri dan melihat perjalanan orang lain kemudian memahami dan mempraktekkannya dalam perjalanan berikutnya. Berbeda dengan sesuatu yang menyenangkan, dalam hal sesuatu yang menimpa hidup kita itu adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, menyedihkan bahkan menyakitkan, maka kita akan dihadapkan pada efek fisik dan psikis yang membahayakan.

Semoga kita senantiasa terhindar dari sesuatu yang tidak menyenangkan dan keburukan yang tidak diinginkan. Dan tetap bersabar jika memang keburukan itu menimpa diri kita terlebih dahulu. Prinsip hidup kita akan menentukan kondisi harapan kita pada masa yang akan datang. Berusahalah terhindar dari sesuatu yang tidak menyenangkan dengan belajar mengkaji dari pengalaman orang lain.

Source:
Dari berbagai sumber ...

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum,

    Postingan yang bagus sahabat, semoga Allah memberikan pahalanya untuk Anda. Berbagai ilmu adalah kewajiban, tetapi etika copy paste harus dijaga dengan link yang jelas (kata para blogger senior)

    Bagi yang ingin berkunjung ke catatan sederhana saya silahkan klik disini

    Salam,
    MAKNA HIDUP

    BalasHapus